Pusing rasanya jika memikirkan pekerjaan yang tak kunjung selesai, tapi bagaimana lagi jika pada akhirnya pekerjaan itulah yang akan membawa kita ke kebahagiaan. Betapa tidak, bonus dan success fee bisa kita gunakan untuk bersenang-senang (mumpung masih bujang). Ya, memang gak semuanya untuk happy-happy, sebagian harus kita berikan kepada mereka-mereka yang berhak menerimanya. Sekadar sharing rejeki lah.
Mungkin bisa kita berikan ke panti asuhan, panti jompo, atau hanya sekedar dimasukkan ke kotak sumbangan yang ada di rumah ibadah. Begitulah rutinitas yang aku lakukan. Yang penting untuk urusan menyelesaikan yang sudah tak tertahan bisa ada alokasi anggarannya, walaupun cuma sedikit. Kalaupun sudah kepepet paling cuma cari film untuk bacol
Sudah dua minggu ini aku berkutat dengan pekerjaan yang harus segera diselesaikan, menjadi supervisor memang membutuhkan perhatian khusus, betapa tidak? Menangani orang-orang di proyek harus membutuhkan ekstra sabar dan tegas kalaupun tidak boleh dibilang keras. Namun begitulah, dan sekarang aku berada dalam keadaan sangat tertekan, super stress, butuh refreshing yang benar-benar menyegarkan (tapi bukan refreshing masuk dalam cool storage atau ngadem dalam kulkas bro).
Refreshing yang beda dari yang dilakukan orang-orang dan hal yang selalu aku lakukan adalah ML alias melepas biar tidak menjadi batu ganjalan bagi si Joni. Tapi bingung juga, ke lokalisasi sudah menjadi mainstream, ML sama penyanyi karaoke juga sudah menjadi hal yang membosankan, sama tante-tante tapi kok gak ada stok yang tersedia, sama anak SMA?? Waaah itu pantangan terbesar bagiku. TTMku, Okky juga sibuk dengan pekerjaannya. So what I have to do bro?
Yen tak pikir-pikir (quote almarhum Basuki) daripada tambah stress mikir pekerjaan dan mikir pelampiasan, iseng aja aku telpon penyedia jasa layanan pijat plus-plus. Namun malangnya juga tak ada stok yang cocok dengan keinginan, adanya cuma WP kutilang doang, yang ‘memel’ alias body yahud gak ada, entah kemana saja mereka. Mau coba experiment sama ‘shemale’ juga masih belum yakin, nyaman apa gak. Aaahh … bisa-bisa masturbasi yang jadi final destination nya. Masak weekend cuma coli doang modal foto si doi
Aku mencoba mengirim pesan ke Okky, berharap dia bisa meluangkan waktu sejenak. PING!!! pesan aku kirimkan ke dia. Olala … Doi membalas pesanku, “I’m busy dear, sabar yaaah sayangg … Next week deh kita have some fun … Pasti dede’ kamu lagi tegang yah???” tulisnya dalam BBM sambil mengirimkan foto buah dadanya yang ‘menyegarkan’ … Ahhh … nyari TO di mana lagi nih. Kemudian iseng aku kirim BBM ke Tante Ita, owner salon depan swalayan itu, “Nopo bro? Nyari kimpetan ya?” balasnya dalam BBM. “Ini ada Henny, tapi tau sendiri kan, dia gimana” lanjutnya. Henny sudah sering aku bawa, namun belum pernah dia memberikan kepuasan. “Ya wes gak popo deh Tant, kalo Henny gak mau yaaaa …” balasku. “Yaaa apaaaaah?” balas Tante Ita. “Yaa sama tante sajaaaaa” balasku. “Ndhasmu kuwi ahh Joe” tulis Tante Ita dalam BBMnya. Memang dari dulu aku pengen banget ngentot sama Tante Ita, janda umur 52 tahun beranak 2 namun masih singset dan kenceng kayak personelnya Cherrybelle. Setelah ngomong blablabla, kemudian beliau memberikan nomor telepon si doi, Henny kapster salon cabutan yang biasa nongkrong di salon Tante Ita.
Bak gayung bersambut, kemauanku (semoga kemaluanku juga) direspon Henny dengan baik sekalee dia mau diajak kencan nanti malam. Tak sabar aku menunggu waktunya pulang kerja. Dan … tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 17.00 bagian Semarang Barat. Tanpa mensiakan waktu, langsung kupacu kuda besi tua inventaris itu menuju tempat yang sudah kami sepakati. Tak lama aku tiba di café dimana Henny menungguku. Sesampainya di sana ternyata Henny tidak sendirian, dia mengajak seorang cewek yang aku belum pernah melihatnya. Sepertinya cewek itu masih lugu, o o siapa diaaaa
“Wah udah gak sabar ya Joe?” tanya Henny ketika menyambutku. “Iya lah … udah 2 minggu nih gak jalan-jalan lewat situ” jawabku. “Jalan-jalan apaan?” tanya dia lagi. “Jalan-jalan lewat jalan bayi dong” bisikku kepadanya. Henny hanya terkekeh. “Joe … kenalin, ini Maya temenku yang baru” kata Henny memperkenalkan cewek itu kepadaku. “Maya …” kata cewek itu sambil mengulurkan tangannya. “Joe …” sahutku sambil menjabat tangannya erat-erat, halussss sekali telapak tangannya. “Kerja di mana May?” tanyaku pada Maya. “Emmm … kerja freelance, kalau ada event promo” jawabnya. “Owww … kenal Hanny udah lama?” aku bertanya lagi. “Udah … kita kenal waktu ada event di S5” jawabnya. “Owww …” sahutku. “ A O A O … kok koyo wong pekok to Joe (kok kayak orang bego kamu Joe)” tukas Hanny. Kemudian kami memesan menu dan ngobrol kesana-kemari.
Kling! Ada pesan masuk di BBMku. Ternyata Hanny mengirim pesan, “Ni jadi gak Joe” tulisnya. “Jadi dong” balasku. “Tapi ntar Maya ngikut loh” balasnya. “Lhoohh … ya isin to kalo aku ditonton orang lain” tulisku dalam membalas BBM Hanny. “Wis to pokoke tenang wae … Aku mau kalo Maya boleh ngikut, kalo gak boleh ya mendingan batal aja, besok tak transfer balik duitmu” tulis Hanny. Duh piye iki, mosok ML sama Hanny ditonton Maya. Aku berpikir mendingan ntar Maya suruh buka kamar sendiri aja, biar dia istirahat di sana. “Oke deh, tapi Maya suruh buka kamar sendiri ya” balasku. “Ya gak bisa dong, kita bertiga satu kamar” Hanny membalas pesanku. “Ya wes … ya wes” balasku.
Jiahh … walaupun aku penggila vagina dan petualang kelamin, tapi aku belum pernah ditonton sama orang lain. Setelah membayar order café, kami bertiga segera bergegas menuju kawasan Semarang atas, mencari hotel yang cukup nyaman untuk dipakai. Sebenarnya ada hotel yang biasa aku gunakan di daerah Tumpang, tapi kayaknya aku lagi gak mood ke sana. Mobil terus kupacu dan dalam perjalanan aku malah jadi bingung, belum tahu tujuan yang pasti.
“Joe … kita mau dibawa kemana nih?” tanya Hanny setengah bingung. “Emm … enaknya ke mana ya Han?” aku balik Tanya. “Huh! Lain kali diplanning bener-bener dong” sahutnya. “Ehh Han … mendingan kita sewa villa di Bandungan aja” kata Maya memecah kebuntuan. Benar juga usulan dia, sewa villa. “Gimana Joe? Sewa villa aja lah” sahut Hanny. “Ya wes lah … Langsung ke Bandungan aja kita” sahutku.
Alright, sudah ada tujuan pasti ke mana kita akan menghabiskan malam Sabtu ini … Bandungan, kota dingin dimana dulu aku selalu mbolang ke sana ketika membolos sekolah. Hampir 1 jam menyusuri jalanan akhirnya kita sampai di kawasan Bandungan.
“Enaknya kita nyanyi nih Joe” kata Hanny. “Iya Joe … biar refresh” sahut Maya sembari melepas sweaternya. “Nyanyi di mana ya” sahutku. “Halah … nggaya ik, biasane kamu nyanyi di mana?” kata Hanny. “Heheheheh … enake nyanyi di J*** aja nih” jawabku. Akhirnya kami bertiga sepakat untuk menuju rumah music J***. Soundsystem di sini mantab, LCnya juga yahud. 2 jam sudah kami bertiga berteriak-teriak melepas penat di room karaoke itu. Ternyata teman Hanny suaranya bagus juga.
Selepas berkaraoke ria, kami meluncur ke kawasan bagian atas Bandungan, dimana banyak villa yang disewakan. Hanny yang kemudian mencari villa untuk kita pakai menginap. Setelah mendapatkan tempat Hanny dan Maya masuk, namun aku kembali keluar untuk mencari snack dan minuman ringan. Dengan meminjam motor penjaga villa aku bergegas menuju minimarket yang hanya berjarak 500 m dari kami menginap.
Aku tak segera masuk ke minimarket untuk mencari snack dan minuman ringan. Mumpung sendirian, aku iseng berjalan-jalan memutari kawasan itu, tentunya Agan-Aganwati Semproter semua tahu nama kawasan ini. Aku hanya memutari dan kemudian berpindah ke daerah sebelahnya, tak ada yang istimewa. Masih saja seperti dulu. Kemudian aku kembali ke minimarket untuk membeli snack dan segera bergegas menuju villa.
Sesampainya di villa, Hanny dan Maya masih berada di luar. Mereka berdua duduk di teras. “Dari mana saja sih Joe, kok ngilang tadi” kata Maya. “Dari minimarket, beli snack nih … lumayan buat teman nongkrong” sahutku. “Kamu beli S******f gak Joe?” Tanya Hanny. “Wediyaaan … cacik’e sekarang seneng minum itu ik” jawabku, aku terkadang memanggil Hanny dengan sebutan ‘cacik’ karena wajahnya yang oriental. “Halah ngeles … dulu aku minum juga kamu yang ngajarin” sahutnya. Kami bertiga ngobrol sampai larut malam, kebetulan hujan turun agak deras, jadi kami pindah ke ruang tamu.
Aku masih canggung, bagaimana memulai sequence ngentotin Hanny, soalnya ada Maya disini. Pikirku apa Hanny ngajak Maya biar aku gak jadi ML sama dia. Aku masih bertanya-tanya. “Eh Joe … boleh nanya gak?” tanya Maya kepadaku. “Boleh boleh boleh … tanya apa” jawabku. “Ya tapi ntar kamu jawab jujur ya” sahut Maya. “Siaap Tuan Puteri, hamba akan menjawab dengan sejujurnya” kataku. “Joe … apa tujuan kamu ngajak Hanny ke sini, jawab yang jujur yaaa?” tanya Maya dengan mengerlingkan mata dan mencubit lengan Hanny. Jiah … kayak disamber gledek, masa aku harus jujur menjawabnya. “Emm … emm … ngajak refreshing” jawabku sekenanya. “Aaahh … pasti kamu bohong Joe” sahut Maya sambil tersenyum kecil. Asemmmm … aku kudu piye iki. “Yaa … refreshing, ngajak seger-seger” kataku. “Hemmm … dasar …” sahut Hanny. “Mesti ada tujuan yang lain lah, masa cuma ngajakin refreshing doang, tanggung dong” lanjutnya.”Iya Joe, tanggung kalo cuma refreshing doang” sahut Maya.
Jadi berpikir 12x aku dalam menghadapi mereka. “Joe … ntar kalo kamu jawab jujur, kamu boleh nanya apa aja deh sama kita” kata Maya. “Heheh iya Joe … ngakuo ae, arep ngajak opo awakmu iku” sahut Hanny. “Emmm … jujur wae lah, wong podo ngertine (jujur saja lah, sama-sama ngerti kok)” kata Maya. “May … ngerti gak? Yang pasti Joe mau ngajak kita seneng-seneng” sahut Hanny. “Iya lah, tak ajak senang-senang ntar” kataku. “Ntar jam berapa? Udah jam 10 lho” sahut Maya. “Emmm … ntar pagi Joe?” tanya Hanny. “Tanggung dong kalo udah pagi” sahut Maya. Aku hanya terdiam bengong, bingung mau jawab apa. “Iya deh ntar pagi, sekarang tidur aja. Lagian hujan gini” sahutku. “Tapi bobo bertiga ya Joe … kan Bandungan udaranya dingin, mana hujan pula” kata Maya. Busyet! Kirain pendiam, ternyata cerewet juga dia. “Iya Joe … aku khan takuut kalo bobo berdua sama Maya” sahut Hanny. “Yuukkkkk …” kataku sambil melangkah menuju kamar.
Di villa itu cuma terdapat dua kamar tidur dan 1 kamar mandi doang. Dan ukuran kamar tidurnya juga gak luas banget. Tapi nyaman untuk ditempati. Akhirnya kami bertiga tidur sekamar, aku tidur di pinggir, Hanny di tengah, dan Maya di ujung satunya. Aku langsung menarik selimut untuk segera tidur, memang benar udaranya dingin sampai ke tulang. “Ehh … enak aja selimutnya dipake sendiri, bertiga dong” kata Maya. “Kalo bertiga kan sama-sama anget Joe” sahut Hanny. Aku hanya diam, akhirnya aku biarkan selimut tebal itu dipakai mereka berdua. Busyeet dingin bener deh pokoknya.
Iseng-iseng aku beranikan meraba-raba Hanny. “Ihh … tangannya nakal deh” Hanny berbisik sambil memegang tanganku yang berusaha meraba selangkangannya. “Horny nih Han … lagian lu bawa temen segala” bisikku kepadanya. “Raba lagi boleh ya” lanjutku. “Hemm …” Hanny mendengus pelan. Aku kembali meraba selangkangannya, celana legging yang dia pakai nampaknya sudah lembab. “Ahh … sshh … Joe … Ada Maya ssayangg” bisik Hanny sambil menjilati telingaku. Geli rasanya dijilat di telinga. Aku menghentikan rabaan, dan berusaha memeluk Hanny. “Gw pengen ngentot nih Hann” bisikku. “Ssabaar ssayaang … Maya biar pules dulu” Hanny berbisik mesra. Kembali aku meraba selangkangan dan mencium bibirnya. “Ahh … ssayaaang …” bisik Hanny lirih. Aku terus meraba dan meremas pantatnya. Hanny membalas dengan ciuman dan jilatan di sekujur leherku. “Emmhhh … ssayaaang … akkuhhh ppipiss duluu yaaahh” bisik Hanny sambil beringsut meninggalkan tempat tidur.
Entah Maya sudah tidur atau pura-pura tidur, aku tak mempedulikannya. Yang ada dikepala sekarang adalah, melepaskan nafsu yang sudah tak tertahankan. Tak lama Hanny kembali dari kamar mandi, tubuhnya sudah berbalut handuk, dia tak mengenakan celana legging dan tanktop lagi. Hanya berbalut handuk saja. Segera dia melepas handuk dan menyusulku di tempat tidur, bentuk tubuh Hanny aku sudah hafal, bagaimana lekuknya, berapa jumlah tahi lalatnya. Beberapa kali aku menyetubuhi dia, tapi setahuku dia tidak melakukan praktek plus-plus seperti kapster lainnya. Dia hanya mau diajak kencan oleh orang yang sudah dikenalnya dengan baik.
Segera aku raba selangkangannya, nampaknya dia baru saja waxing, jadi bulu kemaluannya 99% tidak ada alias gundul. “Ahh … Joee … geli sayaang” bisiknya lirih. “Aku pengen jilatin lagi Hann” kataku. “Emmhhh … mauuuuu … tapi Maya gimana ntar” sahut Hanny. “Biarin lah, palingan juga dia lelap tidur” kataku. Kembali aku meraba bagian kewanitaannya, ouch … halus, mulus, maknyus pastinya. Bibir Hanny kembali melumat bibirku, kini kami pindah di lantai dan saling menindih. “Emmhh … emhhh … shhhhh …” desah Hanny jika aku meraba memeknya yang mulus itu. Kedua buah dadanya ku remas-remas dengan mesra. Dan ku posisikan dia tidur telentang dengan memeknya yang terbuka lebar. Slurpp … slurp … slurp … lidah ku sapukan ke memeknya yang ranum itu. “Oucchhh … Joee … enaaak … ahhhhggg” desah Hanny sambil menahan nikmat. Aku terus menjilati vaginanya, dan kadang lidah ku sapukan ke sunholenya yang bersih itu.
“Lu santai aja ya Hann, biar aku puasin kamu sekarang” kataku. “Oucchh … egghhh … egghhh … mmhhhh … shhhh … Joee … nikmat bangeet ssayaaang” Hanny ngomong sambil mendesis. “Oucchh … jangan digigit Joee … ssakiitttt …” erangnya ketika aku mengigit kecil klitorisnya yang menyembul itu. Aku terus menjilati dan menghisap memeknya. Hmm … dia pintar merawat bagian kewanitaannya itu dengan baik, walau sudah mempunyai anak, tapi masih saja rapet dan wangi. “Joee … mana kontolmu ssayaaang” kata Hanny sambil meraba-raba kepalaku yang masih berada di selangkangannya. “Ntar Hann … aku puasin kamu dulu yaah” kataku sambil menjilati lobang vaginanya.
Ketika aku asyik menjilati dan memainkan memek Hanny, tiba-tiba dari belakang kontolku terasa ditarik. “Ihhhh … ada kontol nganggur nih” kata Maya sambil memegang batang kemaluanku. Kaget campur nikmat, aku berteriak “Wadaaw … jangan ditarik dong May”. “Habisnya … kontolnya nganggur sih” sahut Maya, dia langsung menghisap batang kontol itu dengan hebat. “Emmmhhhh … biar kecil tapi nikmat nihhh … Udah lama gw gak ngentot nih … emmhhh emmmhhh emhhhh” Maya menghisap kontolku sambil mengocoknya pelan. “Enakan saja lu May … gw yang pengen malah lu yang duluan ngisepin” sahut Hanny. Ouchhh … ternyata gini enaknya threesome.
Maya terus menghisap dan mengocok batang penisku, sementara aku menjilati memeknya Hanny. “Aahh … ahhh … shhhh … mmmmhhhh … geliiiiiii … oucchhhh …” Hanny terus meracau sambil memilin-milih putingnya. Sementara aku hanya bisa menahan nikmat yang tiada tara, batang kontolku disedot Maya dengan hebat. Tak kusangka, cewek seperti dia yang pendiam ternyata memendam nafsu birahi yang tak tertahankan. “Joee … kontol mu enaaaaakkkkkhhhh …” kata Maya sambil mengocok kontol dan menjilati ujung penisku. “Gila lu May … berapa lama lu gak nyicip batang?” tanya Hanny sambil terus menggeliat karena sunholenya aku jilati. “Emmhhh … emhhh … emmhhhh … udah lama Hannnn” jawab Maya. “Nih Hann … kamu mau gak?” kata Maya. Langsung Hanny beranjak melepaskan diri dari jilatanku dan kini aku sudah telentang dikeroyok dua wanita itu. Hanny menjilati batang kontol dan menghisap ujungnya, Maya terus menjilati buah zakarku, terkadang dia mengulumnya satu persatu dalam mulut mungilnya.
“Emmmhhhh … Joee … kkkonttolllmu enaaakkkkhh ssaayaaaaang” kaya Hanny. Slurrppp … slurrrpppp … slurrrrpppp … lidah dan bibir Hanny terus menjilati dan menghisap kontolku hingga semuanya tertelan. Rasanya ingin ejakulasi, namun aku harus berusaha menahannya. “Emmhhh … ennyaaaaakkk … Maaayyyyy …” desah Hanny sambil menghisap kontolku, “Llaaaggiii Mmaayyyy …” desah Hanny. Ternyata Maya memainkan jari-jemarinya di memek dan lobang anus Hanny. What a great deal! Aku bisa nonton Lesbos show sekarang. Sembari mengulum buah zakarku, Maya terus memainkan jemarinya di memek Hanny. Hanny menggeliat seperti cacing kepanasan sambil terus menghisap kontolku.
“Akkuhhh ggakkkk tahaaaan Joeeee …” kata Hanny sambil beringsut duduk tepat diatas kontolku dan berusaha memasukkan ke dalam memeknya. Blesss … tak lama kemudian kontolku sudah ditelan memeknya dalam-dalam, Hanny kini dalam posisi WOT, sambil menggoyangkan pinggulnya dia terus mendesah-desah. Kontolku terasa dipilin dan diremas dengan kuat. “Ouccch … deaarrr … enaaakkk bangeetthhhhh …” desah Hanny sambil terus bergoyang. Maya tak ketinggalan, dia duduk tepat diatas mulutku, memek dengan rambut yang dicukur rapi kini berada di mulutku. Slurrrppp … lidahku menyapu permukaan memeknya. “Ouchhhh … Joeeee … iseeeepp mmemeeek akuuhh ssaayaaaang” Maya mengerang kecil. Aku sekarang bagai permainan anak kecil, seperti kuda Troya yang ditunggangi dua wanita Amazone.
Terus Hanny menggoyangkan pinggulnya, dan Maya menggerakkan pinggulnya kedepan-kebelakang. Memeknya menyapu mulut dan wajahku. Aromanya sungguh sangat beda dengan milik Hanny. Aroma memek Maya sungguh membius, wangi, aneh, dan … misterius. Aku asyik menikmati goyangan Hanny dan memek Maya, mereka berdua asyik berpautan lidah dan saling menghisap buah dada bergantian.
“Ouuccchhhh … ouccchhhhh … ahhhhhhh … akuuhhhhh penggennn keluarrrrr sssayyyyyyy” rintih Maya ketika aku menjilati klitorisnya, aku tak bisa berbuat apa-apa selain menerima lelehan ‘love juice’ dari lobang vagina Maya yang terasa hangat dan nikmat itu. “Ahhhhhhh … iseeeppp ssayaaaaaangggggg …” erang Maya ketika dia mengalami orgasme yang cukup hebat. Tubuhnya mengejang dan pahanya dia katupkan erat sehingga kepalaku terasa dipress dengan mesin. Hanny terus bertahan dengan goyangannya. “Ouccchhhh … entottin akuhhh Joeeee … akuhh pasraaahh Joeeee …” desah Hanny sambil merubah posisinya sehingga telentang. Aku segera membuka pahanya lebar-lebar, dan bless … ku masukkan kontolku ke dalam memek Hanny yang sudah menganga itu. “Ouccchhhh … ssayaaaaangggg … entotttin akuuuhhh …” kata Hanny sambil menahan genjotanku. “Ahh … shhh … shhhh … enyaaakkkk … nikmaaat ssaayyyy” desahnya sambil meremas-remas buah dadanya yang besar itu.
Maya masih telentang sambil terengah-engah karena dia habis orgasme. Sejenak kemudian dia beringsut dan mengangkangi Hanny. “Emmmhhh … emmhhhhh … slurrrrppp” bibir Maya beradu dengan bibirku. Kulumat habis bibir mungil itu. “Hannn … iseepp memek akuhh ssayaaang” kata Maya memelas dengan wajah sayu. Dia menggoyangkan pinggulnya, sehingga memeknya menggesek wajah Hanny. Aku terus menggenjot Hanny yang telentang itu. Rasanya hangat sekali memek Hanny, wangi pula. Sembari menggenjot Hanny, kulumat payudara Maya yang ranum itu, tidak besar namun membikin berdiri.
“Ouccchhh … Joee … ennaaakk ssayaaaaangggg … Kkaapannn kamuuh entottinn akuuuhhhhhh” desah Maya. “Sssiaaap sayaaangg … ntarrr … biar Hanny tepar duluuhhhh” sahutku. Kembali mulut kami beradu, suara kecipak karena ludah kami bercampur menjadi penghias malam itu. Hujan diluar masih sangat deras, jadi mungkin saja tidak ada orang yang bisa mendengar erangan dan desahan kami bertiga.
Ku genjot lebih cepat berharap Hanny segera orgasme, clap … clap … clap … suara kontol yang bergerak keluar masuk itu terdengar sangat indah. “Ahhhh … ahhh … shhh … Joeeeee … joeeeeeee … ennakkkkgghh ssayaaaangggg” erang Hanny ketika aku menggenjot memeknya. Iseng aku mencabut penisku dan mengarahkannya ke sunhole dia. “Emhhh Joee … kamuuhh mauuuhh apppahh ssayaaaanggghhhh?” tanya Hanny sambil mendesah. “Mau entotin anus yaaahhhh?” lanjutnya. Aku hanya diam dan melanjutkan untuk menembus lobang cacing yang dari tadi sudah membuatku menunggu lama itu. “Sssshhhhh … pakeeehhh pelumass ssayaaaangggghhhh … sssakitttt kalooohh gaaakkk pakeeee” bisik Hanny. Dia beranjak mengambil tas miliknya dan mengambil olive oil yang sudah dia bawa, kemudian diteteskannya minyak itu di anusnya yang kembang kempis. Sejenak kemudian, bless … kontolku sudah masuk seluruhnya ke dalam lobang cacing penuh gairah itu.
“Aahhgggghhh … emmmhhhhhh … emmmhhhhh …” desah Hanny sambil merem melek, terkadang hanya nampak putih matanya saja. “Oucccchhhhh … enakk ssayaaaanggg … entotin anus akuhhh yaaahhhhh” erang Hanny sambil mengatupkan otot lobangnya. Aku menggenjot perlahan dan masih tetap menikmati bibir Maya yang nikmat itu. “Joee … akuhhh pengeeen ngenttott … Joee” bisik Maya kepadaku. “Iyyahhh ssayaaaangggg …” aku menjawab singkat. Terus aku genjot sunhole Hanny, mungkin sekitar 10 menitan aku menggenjotnya. “Huuuhhhh … uugghhhh … ahhhhhh … sssayaaaanggggg … akkuhhh mauuuu keluaaarrrrrrrr” erang Hanny ketika aku elus klitorisnya. Sejurus kemudian crott … crott … crottttt … “Ahhhhhhhh … ahhhhhhhhhh … ahhhhhhhh … Joeeeeeeeee” Hanny mengerang hebat, tubuhnya mengejang sembari memeknya memuntahkan cairan yang memancar hebat serta terasa hangat di tanganku. Hanny orgasme, multiple pula. Orgasme dan pipis bersama-sama. “Ssayaaaangggghhhhhhhhhhhh … ennyaaakkkkkkhhhh” erang Hanny.
Kucabut kontolku dari lobang anus Hanny, aku bersihkan dengan tissue basah. Maya sudah telentang dan siap aku tusuk. Ku gesek perlahan memeknya yang sudah sangat basah itu. “Ehhhh … jangan tusukkhh memek akuuhhhh” bisik Maya. “Tusuk sunholenya sayaang” lanjutnya. Wow! Baru kali ini ada yang minta dianal langsung. Tak kulewatkan kesempatan, segera aku tusuk lobang cacingnya itu. Bless bless bless … kontolku masuk ke dalam anusnya yang sempit itu. “Wowww … enakkk Joee … genjot terus ya sayaaanggg” katanya. Aku menggenjot lobang anus itu perlahan, Maya juga pintar. Dia memainkan otot anusnya dan menggoyang pinggulnya sehingga kami bersama-sama menikmati gerakan itu. “Emmhhh … ssayaaaangggg … enakkkk … aahggg …” Maya mengerang. “Oucchhhhh … push it in deeply Joee … entotin anus akuuhhhh” lanjutnya. Aku terus menggenjot lobang itu. “Let’s have a doggy May” bisikku sambil mengulum kuping Maya. Dia menggelinjang dan merobah posisinya.
Kini Maya nungging, memek dan anusnya terlihat sangat indah. Ada lendir yang menetes dari memeknya. “Egghhh … ahhhhh … egghhhh … Joeee … fuck my ass harder dear” pinta Maya. “Aarrgg Mmayy … rapet bangeeet lobangnyaaa sayaaang” bisikku. “Ouccchhh … Joee … slap my butt honey” dia memintaku untuk menampar pantatnya yang bulat itu. “Oucchhhh … ouccchhhhh … enakkk ssayaaaangggggggg” lanjutnya. Aku terus menggenjot anus Maya, hingga terasa pegal batang kontolku. “Mmayyy … gw entotin memek lu sekarang” pintaku. “Ouccchhhh … up to you dear …” sahutnya. Kini ku masukkan kontolku ke dalam memeknya. Slep … slep … slep … kontolku ini berada dalam memeknya yang berdenyut-denyut itu. Maya pintar juga memainkan memeknya. Ini adalah empot ayam yang paling nikmat. Remasannya sungguh sangat beda dari yang lain.
Aku terus menggenjot lobang vagina Maya. Dia mendesah dan meracau tak karuan. “Fuck my pussy dear … fuck it harder honey” ucap Maya sambil mendesah-desah. Aku terus menggenjot lobang itu. Kulihat Hanny beringsut menuju depan Maya, dia mengambil kursi dan duduk diatasnya. Maya tahu apa yang diinginkan Hanny, memek Hanny segera dia lumat dengan lidahnya yang mungil. “Ouccchhhh … Jilatinnnn Mayyyy … jilatin sampe gw pipis yaaaahhhhh” desahnya. Maya terus menjilati memek Hanny yang mulus itu. Slurrp … slurrppp … slurrppp … suara lidah dan mulut Maya beradu dengan memek yang penuh lendir itu menambah gairahku. Aku terus menggenjot memek Maya yang kini sudah licin itu. “Ouuchhhh … asshole … fuck me harder boyyyyy” Maya meracau. Aku terus menggenjot memeknya. “Ahhhh … ahhhhhh … ahhhhh … ahhhhhhhhhhhhhh … jangan dipilin dongg itilnyaaaa” erang Maya ketika aku memilin itilnya yang mengeras itu. “Ouccchhhh … ouccchhhh … enaaaaakghhh Joeeee …” erangnya. Aku terus memilin itilnya yang mengeras sambil terus menyodok lobang memeknya.
“Ouccchhhhhh … ouccchhhhhh … oucccchhhhhh … Joeee … jjooooooeee … fuuukkkkk meee haaaarderrrr deaaaarrrrr” erangnya sambil memainkan otot vaginanya yang nikmat itu. “Aaarrgghhhh Mmmaaayyyyyy … issseeppphh ssaayaaaaaannngggghhhhhhh” desah Hanny sambil memainkan buah dadanya. Kini rasanya aku hampir mencapai klimaks, erangan dua wanita itu membuatku sangat horny dan ingin segera menyudahi permainan ini. Desahan dan erangan itu sungguh yang membuatku hampir orgasme. “Eeeehhhh Jooeeee … peggaangg itttill gueee donggggg” kata Maya sambil mengejang. “Oucccchhhhhhhh … akkuuhhhh keluaaaarrr Joeeeeeeeee” erangnya. Srrrrrr … cairan hangat mengalir dari dalam memek Maya, dia squirting, sipisnya banyak sekali. Dan brttt … anusnya menyemburkan gas, cukup keras terdengar. “Aaaahhhh … akkuuhhh beluuummmm nyampeeeeeehhhh” desah Hanny yang masih dijilati oleh Maya.
Ku cabut kontolku dari memek Maya, masih tegang dan aku segera kocok di depan mulut Hanny. “Emmmhhhh … emmhhhhh …” Hanny mengulum kepala penisku ketika aku masih mengocoknya. “Bagi dongggg …” kata Maya sambil bergerak memperebutkan kepala penis itu. Dua wanita itu bagai menderita haus berkepanjangan, penisku mereka hisap bergantian. Tak lama kemudian … crotttt … spermaku muncrat dan menyembur di wajah Maya. Segera mereka menghisap kontol yang masih ada sisa sperma itu. “Emhhhhh … enaaak Joeeee …” bisik Maya sambil mengusap bibirnya dengan tissue. “Spermah kamuh ennaakk sayaaaangg … taapi akuuuh masiihhh kuraaaangggg” desah Hanny. Aku terkulai di lantai dan kedua wanita itu menjilati kontolku yang sudah lemas dengan liarnya. Entah berapa kali orgasme mereka, karena jilatanku dan mereka yang saling merangsang satu sama lain. Yang jelas lantai kamar penuh dengan semburan air kencing mereka.
Ketika bangun di pagi harinya, kita hanya bisa tertawa melihat wajah masing-masing. Kusut, kuyu, dan yang jelas beraroma nano-nano, aroma lendir memek dan kencing para wanita. Ngeseks threesome memang enak bro, apalagi FFM dan ceweknya mau saling merangsang dan bermain layaknya lesbian. Gak sia-sia deh pokoknya.
Dalam perjalan pulang, iseng aku memutar MP3 di handphone yang aku download pagi harinya. Sayup-sayup terdengar refrain dari lagu itu “… mBandungan hawane adhem, keturutan atiku ayem … Bisa ketemu, mari ku …” Dan kali ini Pak Sarwono nggak mungkin mencak-mencak lagi
Kumpulan foto cewek cantik, foto cewek bugil, gambar cewek ABG, cewek imut, cewek sekolah, dan foto cewek sexy semua ada disini. Yang suka cerita panas, cerita seks, cerita mesum juga ada. Semua bacolan lengkap tersaji disini. bacolable.blogspot.com
Kumpulan foto-foto sexy dan cantik, kalo gak cantik dan sexy ya gak ada disini
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar